Wednesday, November 3, 2010

Rasa Cinta yang Membunuh

Alfin terlahir di keluarga bahagia. Sebagai putra satu-satunya dalam keluarga, apapun yang ia minta akan selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Ayahnya seorang karyawan, dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Alfin memiliki 2 orang kakak perempuan yang usaianya terpaut jauh dengannya, sehingga Alfin menjadi kesayangan keluarganya.

Bulan Juli lalu dia naik kelas 3 SMK, sekolahnya tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Tahun lalu, ia meminta dibelikan motor sebagai kendaraan kesekolah sekaligus bila ia akan main kerumah temannya. Ayah dan Ibunya kemudian membelikannya dengan niat baik dan atas dasar rasa cinta pada putra satu-satunya itu.

Seperti anak muda pada umumnya yang masih berjiwa labil, ia pun mudah tergoda dan terpancing oleh ajakan teman-temannya untuk mengebut atau balapan liar(ngetrek). Tanpa bisa memikirkan keselamatan dan dampak yang harus ditanggung. Jiwa mudanya seolah bergejolak dan tak kenal rasa takut pada apapun.
Dan beberapa hari lalu, ia meminta untuk merubah motornya menjadi racing... Orang tuanyapun menyetujuinya

Suatu ketika, ketika ia ugal-ugalan bersama kawan sekolahnya di jalan raya. Ia kehilangan kontrol dan fokus akibat takut tersalip dan terkalahkan oleh kawannya itu. Ia terus melihat kebelakang ke arah temannya, dan akhinya ia pun kehilangan kontrol dan ban motornya selip sehingga ia terpental dan terguling. Kawannya yang berada dibelakangnya langsung berhenti dan melihat ia sudah tek bergerak lagi... Di Rumahsakit, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir karena pendarahan di otaknya.

Setelah keluarganya diberi tahu, pecahlah suara tangis yang membuat miris hati yang mendengar. Ibunya berusaha tegar, sedangkan kedua tetehnya menangis hingga lemas. Ayahnya yang baru pulang kerja langsung syock melihat anak kesayangannya terbaring kaku diatas dipan berselimut kain.

entah ada penyesalan, sebuah cinta yang seakan menjerumuskan kepada kematian.

*cerita diatas diadaptasi langsung dari kisah nyata.
Semoga kisah diatas dapat memberikan pelajaran untuk kita aga dapat lebih bijak dalam memberikan sesuatu pada orang yang kita cinta.

No comments:

Post a Comment