Friday, October 15, 2010

Penipuan Sadis

Sepertinya, ini lah salah satu modus penipuan yang sadis. Bukan karena penipuan yang lain tidak sadis.
UNTUK ANDA YANG MEMILIKI PENYAKIT JANTUNG HARAP WASPADA KETIKA MENERIMA TELEPON

fakta ini berdasarkan kisah penulis sendiri, kejadiannya sekitar jam 2 siang.

Suatu siang dirumahku, deringan telepon rumah terdengar mengusikku yang baru saja akan tidur siang di kamar belakang, tapi enggan untuk menjawabnya. Abah yang berada di dekat telepon langsung mengangkatnya. Samar-samar ku dengar suara Abah di ruang tamu yang menggema hingga terdengar olehku.

Awalnya penelepon menanyakan nama teteh perempuanku. Kemudian Abah menjawab kalau tetehku sudah punya rumah sendiri dan tidak tinggal disini lagi.
Kemudian, si penelepon mengatakan kalau dia adalah seorang polantas yang sedang menangani kecelakaan dan menemukan Identitas atas nama tetehku itu. Penelepon itu mengatakan kalau tetehku dalam kondisi kritis dan harus segera menghubungi dokter yang menanganinya.
Terdengar Abah mengulang perkataan penelepon itu, aku langsung menghampirinya. Dan Abah langsung memintaku mengambil alat tulis untuk menulis nomer telepon. Aku melihat wajah Abah yang pucat, langsung ku ambil gagang telepon dan berbicara dengan si Penelepon. Kemudian menanyakan dengan rinci kejadiannya.
"bagaimana kondisi teteh saya?"
"dia dalam keadaan kritis, dan harus segera menghubungi dokter yang menanganinya. ada juga 3 orang yang sudah meninggal"
"memang dimana lokasi kejadiannya? Terus teteh sekarang ada dimana?"
"kejadiannya ada di jl.Raya daerah purwakarta. Sekarang ada di rumahsakit Purwakarta"
"RSUD Panggung Rawi?"
"iya di rumahsakit Purwakarta, ini kecelakaan beruntun Mbak ada 7 kendaraan 3 diantaranya sepeda motor dan kami menyita 6 buah HP disini. Untuk penyelidikan kami menonaktifkan HP nya. Tapi nanti mbak bisa ambil dikantor polisi, berapa nomer HP teteh mbak itu?"
"083*********, emang teteh saya pergi sama siapa?"
"teteh mbak pergi sama suaminya"
"dia pake motor? Ada anak kecilnya ga?"
"iya pakai motor, disini tidak ada anak kecilnya. Suaminya juga kritis"
"hah? Suaminya juga kritis?"
"iya, mbak harus segera menghubungi dokter Handoko yg menangani itu, ini nomernya... 08*********"
Aku lupa nomer hp nya karena kertas itu sudah kubuang dan kejadiannya sudah 5 bulan lalu

aku sedikit janggal dg beberapa yg diterangkan penelepon.
1. Tetehku sedang bekerja dan harusnya jam segitu ada di kantor
2. Dia tidak pergi keluar kota
3. Suaminya pun kemungkinan besar sedang bekerja
4. aku menduga teteh sedang pergi dg bos nya keluar, tp kenapa penelepon bilang ada suaminya dan menggunakan motor.

aku sempat panik dan meminta Abah untuk bersiap2 pergi kerumah Sakit dan aku akan menelepon nomer yg diberikan itu, tapi aku masih bisa berfikir jernih dan langsung menelepon ke kantor tetehku itu.
Ketika aku menelepon ke kantor tetehku itu, yg menjawab telepon bukan teteh tetapi pegawai lain dan ketika ku menunggu tetehku menerima teleponku, ku dengar suara teteh nyaring yg sepertinya sedang menerima panggilan Hp nya. Setelah itu dia menerima teleponku.
"Teteh ga apa-apa?"
"Iya, emangnya teteh kenapa?"
Kemudian aku menjelaskan semuanya yg terjadi. Aku pun menanyakan kondisi Teh Ru, bos teteh ku. Kemudian dia bercerita kalau barusan ada yg telepon ke HP nya dan meminta dia untuk menonaktifkan HP nya selama 1 jam karena nomer hp nya sudah disalahgunakan oleh pengedar narkoba, lagi2 penelepon itu mengaku dirinya sebagai Polisi. Namun kali ini dia mengaku sebagai anggota Buser. namun teteh tidak melakukannya.

Dari situ, aku dapat menebak kalau aku menelepon nomer dokter Handoko itu, sudah dipastikan dokter gadungan itu akan meminta transfer uang dengan jumlah besar dengan alasan untuk operasi.
Aku sungguh kesal karena penipu itu sudah membuat Abah pucat, coba kalau yg menerima telepon itu punya penyakit Jantung? Apa ga langsung wasalam?
Pasti kalian bertanya darimana penipu itu tau nama tetehku dan nomer teleponnya. Jawabannya adalah karena telepon rumahku yang mendaftarkan adalah tetehku itu, jadi disitu tertulis atas nama tetehku.

Tips agar tidak terjebak tipuannya:
1. Jangan panik dan tetap tenang
2. Jangan memberikan informasi apapun tentang korban, sprt ciri2, nomer Hp, (dlm hal ini tetehku)
3. Tanyakan secara rinci kronologis kejadian dan lokasi kejadian, dengan begitu kita bisa mengetahui ini benar atau tidak
4. Cocokkah aktivitas korban dg tempat kejadian?
5. Hubungi nomer yang bisa dihubungi untuk memastikan
6. Jangan mudah percaya bila diberikan nomer HP
7. Jangan menonaktifkan HP anda apabila disuruh oleh orang lain